Cerita Dewasa 2018 Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca.
Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan
korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu.
Aku kaget
dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang
kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun. “Hai,
kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau
datang?” kataku basa-basi.
“Kalau bilang dulu mau nyediain apa..”
Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai
mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di
sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum
dan berkomentar.
“Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke
kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah
dewasa. “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..” “Ada, mau
lihat?” Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku
yang kusimpan di dalam lemari pakaianku. “Mau lihat, nggak apa-apa kok
untuk pelajaran aja.”
Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto
kategori Mesum, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk
di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang
sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia
menyembunyikan perasaannya. “Gimana, komentar dong.”
“Ada filmnya
nggak?” “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil
bergurau. “Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya,
sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.
“Eh, ada tapi itu
anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.
“Tapi apa Mas..” “Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.” “Tapi kalau
yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan
pada gambar yang ia pegang.
“Yang semacam juga nggak pa-pa” “Yang
bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah
terlarangku yang masih terbungkus celana. “He-eh bener”, kujawab saja
sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku.
Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari
luar celana.
Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya
dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap
sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau
orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang
sewaktu kecil sering bermain bersama.
Agen Poker Online Tetapi karena ia terus
mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh
keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini. Kucium
keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya,
lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya.
Sebagai
penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin
keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya
memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah
terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku.
Kubuka BH-nya
dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal
dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu.
Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik
tanganku ke arah tempat tidur. Dalam keadaan telentang tampaknya ia
sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang
bergelantungan.
Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan
pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah
membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan
dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa,
sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.
Tubuhnya
benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang,
puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan
kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ,
pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya
yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya. Ia raih batang
kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk
mengulum dan menjilati batang kejantananku.
Sementara tanganku
tanpa kusadari sudah meraih bibir liang kewanitaan nya yang sudah basah.
Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh
klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya.
“Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera
tahu maksudku.
Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang
semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat
bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin
segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang
kewanitaan nya.
Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari
mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaan nya.
Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri
tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai
ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang
sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.
Sampai suatu saat
tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak
jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang
kewanitaan nya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang
kutangkap dengan nafas terengah-engah.
Kemudian kuambil posisi
untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di
ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan
bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh
liang kewanitaan nya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan
keras.
Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam.
Kurasakan pijitan liang kewanitaan nya sangat membuatku semakin nikmat.
Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Eva mulai
menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang
terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala
kemaluanku.
Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak
tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang kewanitaan nya sehingga
otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa
kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.
Kurasakan
Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya,
semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur.
Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan.
Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut
kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang kewanitaan nya.
Agen Poker Online Kubalik
tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan
sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur
dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang
kewanitaan nya. Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam
kami bangun dan bermain lagi sampai puas.
Tiap bangun bermain
lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi.
Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga
hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa
tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu
mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan.
Sampai
sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak
saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah
Tuesday, January 16, 2018
Cerita seks Aku Merabah Liang Kewatianmu,Kau Memegang Kemaluanku Sampai Ngaceng (ASLI)
by
Tiffany Cristella
on
2:51 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment